Topic Makna, Pengertian dan Ucapan Hari Raya Galungan. Galungan dan Kuningan cgtrend.blogspot.com - Setiap 210 hari sekali, umat Hindu di Bali merayakan hari raya galungan. Berselang 10 hari kemudian sebuah perayaan hari raya yang tak kalah pentingnya juga turut dilaksanakan, yakni hari raya Kuningan. Ini artinya, Hari Raya Kuningan merupakan rangkaian dari Hari Raya Galungan. Kedua Hari suci ini oleh sebagian besar masyarakat di Bali percaya bahwa upacara galungan dan kuningan pertama kali dilaksanakan seusai perang melawan mayadenawa. Dalam perang tersebut mayadenawa diceritakan sebagai sosok jahat (Adharma) yang berhasil dikalahkan oleh kebaikan (Dharma). Diantara banyaknya kisah mitologi mengenai hari raya ini, dalam lontar Purana Bali Dwipa Hari Raya Galungan dan kuningan pertama kali dirayakan di tahun 882 Masehi. Pada sejarah awalnya hari raya ini dilakukan untuk merayakan keberhasilan masyarakat di bidang pertanian.
Kata Galungan berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti; menang atau bertarung. Galungan juga sama artinya dengan Dungulan dalam Bahasa Bali Kuno. Hari Raya Galungan sudah dirayakan terlebih dahulu di tanah Jawa, ini sesuai dengan lontar berbahasa Jawa Kuno yaitu : Kidung Panji Amalat Rasmi. Di Bali Hari Raya Galungan untuk pertama kali dilaksanakan pada Hari Purnama Kapat, Budha Kliwon Dungulan tahun Saka 804 atau tahun 882 Masehi ini sesuai dengan lontar “Purana Bali Dwipa”. Kata “Kuningan” juga dimaknai berbeda beda oleh beberapa sumber dan tokoh. Bhagawan Dwija secara etimologis mendefinisikan kata Kuningan berakar dari kata nguningang yang berarti mengingat atau merenungkan arti dari kemenangan yang diperingati pada hari raya galungan. Hari raya Kuningan ini bukan sekadar rangkaian dari hari raya galungan semata, namun memiliki maknanya tersendiri.
Baca: INILAH KUMPULAN KATA MUTIARA UCAPAN SELAMAT HARI RAYA GALUNGAN DAN KUNINGAN 2022 / 2023 TERBARU
Galungan adalah suatu upacara sakral yang memberikan kekuatan spritual agar mampu membedakan mana dorongan hidup yang berasal dari Adharma dan mana dari Budhi Atma yaitu : Suara Kebenaran (Dharma) dalam diri manusia. Disamping itu juga berarti kemampuan untuk membedakan kecendrungan keraksasaan (asura sampad) dan kecendrungan kedewaan (dewa sampad) karena hidup yang berbahagia atau ananda adalah hidup yang memiliki kemampuan untuk menguasai kecenderungan keraksasaan. Dalam lontar Sunarigama dijelaskan rincian upacara Hari Raya Galungan sebagai berikut: “Rabu Kliwon Dungulan namanya Galungan, arahkan bersatunya rohani supaya mendapatkan pandangan yang terang untuk melenyapkan segala kekacuan pikiran” Jadi inti Galungan adalah menyatukan kekuatan rohani agar mendapatkan pikiran dan pendirian yang terang. Bersatunya rohani dan pikiran yang terang inilah wujud dharma dalam diri. Sedangkan segala kekacuan pikiran (byaparaning idep) adalah wujud Adharma. Kesimpulan dari lontar Sunarigama; bahwa Galungan adalah kemenangan Dharma melawan Adharma.
Namun kemudian muncul pertanyaan untuk kita semua; setelah sekian lama umat Hindu merayakan Galungan setiap enam bulan sekali, Apakah umat Hindu sudah menang? kemenangan seperti apa?, mengapa ada gejala moralitas semakin menurun, seolah-olah Adharmalah yang menjadi pemenang?. Jika direnungkan berarti selama ini mungkin kita telah melakukan kekeliruan interpretasi terhadap hari Raya Galungan, sehingga pesan terdalam yang menjadi ROH dari Galungan hilang tak berbekas, karena kita baru besar pada ritual atau berupacara saja, tetapi belum bisa memaknainya sebagai media untuk merubah diri dari Avidya menuju Vidya agar menjadi Vijnanam untuk mencapai Anandam.
Pesan Rohani Galungan cgtrend.blogspot.com “Perangilah Adharma dalam dirimu, hingga Engkau layak merayakan Galungan”.
Merayakan Galungan dalam pengertian hari kemenangan dharma terhadap adharma setelah berhasil mengatasi semua godaan selama perjalan hidup ini, dan merupakan titik balik agar manusia senantiasa mengendalikan diri dan berkarma sesuai dengan dharma dalam rangka meningkatkan kualitas hidup dan dalam usaha mencapai anandam atau jagadhita dan moksa serta shanti dalam hidup sebagai mahluk yang berwiweka.
Kepada umat Hindu Bali dimanapun berada, Tiang haturkan Selamat Hari Suci Galungan lan Kuningan, Semoga Cinta Kasih Melingkupi kita semua, sehingga bisa mewujudkan hidup yang shanti”
"Om shanti shanti shanti om". Demikianlah pengertian makna hari raya Galungan dan Kuningan cgtrend.blogspot.com semoga Topic informasi ini bermanfaat dan menjadikan tujuan hidup kita semua lebih baik!
PENGERTIAN
Pengertian dari Hari Raya Galungan adalah suatu upacara sakral umat Hindu di Bali yang memberikan kekuatan spritual agar mampu membedakan mana dorongan hidup yang berasal dari Adharma dan mana dari Budhi Atma yaitu, Suara Kebenaran (Dharma) dalam diri manusia.Kata Galungan berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti; menang atau bertarung. Galungan juga sama artinya dengan Dungulan dalam Bahasa Bali Kuno. Hari Raya Galungan sudah dirayakan terlebih dahulu di tanah Jawa, ini sesuai dengan lontar berbahasa Jawa Kuno yaitu : Kidung Panji Amalat Rasmi. Di Bali Hari Raya Galungan untuk pertama kali dilaksanakan pada Hari Purnama Kapat, Budha Kliwon Dungulan tahun Saka 804 atau tahun 882 Masehi ini sesuai dengan lontar “Purana Bali Dwipa”. Kata “Kuningan” juga dimaknai berbeda beda oleh beberapa sumber dan tokoh. Bhagawan Dwija secara etimologis mendefinisikan kata Kuningan berakar dari kata nguningang yang berarti mengingat atau merenungkan arti dari kemenangan yang diperingati pada hari raya galungan. Hari raya Kuningan ini bukan sekadar rangkaian dari hari raya galungan semata, namun memiliki maknanya tersendiri.
Baca: INILAH KUMPULAN KATA MUTIARA UCAPAN SELAMAT HARI RAYA GALUNGAN DAN KUNINGAN 2022 / 2023 TERBARU
MAKNA HARI RAYA GALUNGAN
Setiap menjelang hari Raya Galungan, pastilah kita sering menerima dan mengirim-membuat ucapan selamat baik secara langsung maupun melalui media sosial, seperti Status Facebook, Whatsapp, Twitter, caption Instagram, dsb. Jika dibaca dan dihayati ucapan itu begitu Indah dan penuh makna. Tapi yang ada sesungguhnya tidak sedikit dari kita lebih banyak membohongi diri sendiri, karena apa yang kita ucapkan belum bisa dilaksanakan atau belum dapat meraihnya, yaitu jadi Pemenang atas Dharma Jati Diri melawan Adharma yang ada dalam diri sendiri.Galungan adalah suatu upacara sakral yang memberikan kekuatan spritual agar mampu membedakan mana dorongan hidup yang berasal dari Adharma dan mana dari Budhi Atma yaitu : Suara Kebenaran (Dharma) dalam diri manusia. Disamping itu juga berarti kemampuan untuk membedakan kecendrungan keraksasaan (asura sampad) dan kecendrungan kedewaan (dewa sampad) karena hidup yang berbahagia atau ananda adalah hidup yang memiliki kemampuan untuk menguasai kecenderungan keraksasaan. Dalam lontar Sunarigama dijelaskan rincian upacara Hari Raya Galungan sebagai berikut: “Rabu Kliwon Dungulan namanya Galungan, arahkan bersatunya rohani supaya mendapatkan pandangan yang terang untuk melenyapkan segala kekacuan pikiran” Jadi inti Galungan adalah menyatukan kekuatan rohani agar mendapatkan pikiran dan pendirian yang terang. Bersatunya rohani dan pikiran yang terang inilah wujud dharma dalam diri. Sedangkan segala kekacuan pikiran (byaparaning idep) adalah wujud Adharma. Kesimpulan dari lontar Sunarigama; bahwa Galungan adalah kemenangan Dharma melawan Adharma.
Namun kemudian muncul pertanyaan untuk kita semua; setelah sekian lama umat Hindu merayakan Galungan setiap enam bulan sekali, Apakah umat Hindu sudah menang? kemenangan seperti apa?, mengapa ada gejala moralitas semakin menurun, seolah-olah Adharmalah yang menjadi pemenang?. Jika direnungkan berarti selama ini mungkin kita telah melakukan kekeliruan interpretasi terhadap hari Raya Galungan, sehingga pesan terdalam yang menjadi ROH dari Galungan hilang tak berbekas, karena kita baru besar pada ritual atau berupacara saja, tetapi belum bisa memaknainya sebagai media untuk merubah diri dari Avidya menuju Vidya agar menjadi Vijnanam untuk mencapai Anandam.
Pesan Rohani Galungan cgtrend.blogspot.com “Perangilah Adharma dalam dirimu, hingga Engkau layak merayakan Galungan”.
Merayakan Galungan dalam pengertian hari kemenangan dharma terhadap adharma setelah berhasil mengatasi semua godaan selama perjalan hidup ini, dan merupakan titik balik agar manusia senantiasa mengendalikan diri dan berkarma sesuai dengan dharma dalam rangka meningkatkan kualitas hidup dan dalam usaha mencapai anandam atau jagadhita dan moksa serta shanti dalam hidup sebagai mahluk yang berwiweka.
Kepada umat Hindu Bali dimanapun berada, Tiang haturkan Selamat Hari Suci Galungan lan Kuningan, Semoga Cinta Kasih Melingkupi kita semua, sehingga bisa mewujudkan hidup yang shanti”
"Om shanti shanti shanti om". Demikianlah pengertian makna hari raya Galungan dan Kuningan cgtrend.blogspot.com semoga Topic informasi ini bermanfaat dan menjadikan tujuan hidup kita semua lebih baik!
Posting Komentar untuk "MAKNA DAN PENGERTIAN HARI RAYA GALUNGAN"