Cgtrend: Hari Raya Natal dalam Gereja Katolik dirayakan tanggal 25 Desember. cgtrend.blogspot.com - Sebenarnya Masa Natal itu sendiri dimulai dari Ibadat Sore I Hari Raya Natal pada tanggal 24 Desember atau dikatakan sebagai Ibadat Harian (Brevir) didoakan oleh imam/biarawan-biarawati, sebelum Misa Malam Natal yang pertama.
Masa Natal berlanjut dengan Oktaf Natal yang terdiri dari banyak Pesta, diantaranya adalah:
Oktaf Natal ditutup dengan hari raya santa maria Bunda Allah (Jatuh pada tanggal 1 Januari yang juga adalah Hari Perdamaian Sedunia), yang kemudian setelah itu dimulailah Hari Biasa dalam Masa Natal.
Masa Natal terus berlanjut hingga mencapai Hari Raya Penampakan Tuhan (Epifani) yang dirayakan pada tanggal 6 Januari (di Indonesia, otoritas Gereja menggeser Hari Raya ini ke hari Minggu antara 2-8 Januari). Dalam budaya barat, berkembang apa yang disebut (12 Hari Natal).
Dua Belas Hari Natal ini tidak lain adalah hitungan hari sejak Hari Raya Natal hingga Hari Raya Epifani (6 Januari). Maka, berkembang istilah Kata "Natal hari kedua, hari ketiga, dan seterusnya".
Penghitungan tradisional ini juga mengilhami lagu bernuansa natal "Twelve Days of Christmas" (On the first day of Christmas, my true love gave to me....dan seterusnya).
Di Indonesia, sehubungan dengan kebijakan otoritas gereja, maka umat Indonesia seringkali memiliki lebih atau kurang dari “12 Hari Natal”, akan tetapi, pada Masa Natal kali ini, Hari Raya Epifani (yang digeser ke Hari Minggu antara 2-8 Januari itu) kebetulan jatuh pada tanggal tradisional, yaitu 6 Januari, sehingga Gereja Katolik seluruh dunia, kali ini merayakan Hari Raya Epifani pada waktu bersamaan.
Hari-hari setelah Hari Raya Epifani dinamakan "Hari Biasa setelah Hari Raya Penampakan Tuhan (Epifani)".
Masa Natal berakhir pada Pesta Pembaptisan Tuhan, yaitu pada Hari Minggu setelah Hari Raya Epifani, kali ini pada tanggal 6 Januari 2021. (Jika Hari Raya Epifani jatuh pada tanggal 7 atau 8 Januari, maka Pesta Pembaptisan Tuhan yang dirayakan hari Minggu itu dimajukan ke hari Senin tepat setelah Hari Raya Epifani. Ini membuat seolah-olah penutupan Masa Natal terjadi di Hari Raya Epifani yang jatuh hari Minggu, karena tidak semua umat menghadiri Misa harian.)
Gereja Katolik mengadakan Misa Kudus Setiap hari. Maka untuk keperluan ini, sudah sejak lama Gereja Katolik memiliki sistem bacaan kutipan Kitab Suci yang disebut dengan Lectionarium. Selain itu Gereja Katolik juga menyucikan waktu-waktu dalam satu hari dengan Ibadat Harian (7 kali dalam sehari).
Dari Hari Raya Natal hingga Hari Raya Epifani, bacaan-bacaan Misa dan Ibadat Harian berfokus pada "Penjelmaan Sabda menjadi Manusia", namun setelah Hari Raya Epifani, bacaan-bacaan Misa dan Ibadat Harian berfokus pada Kristus sebagai "Terang bagi Bangsa-bangsa". Inilah sebabnya, dekorasi Goa/Kandang Natal disingkirkan setelah Hari Raya Epifani (karena Goa/Kandang Natal berbicara tentang Penjelmaan Sabda menjadi manusia), namun umat Katolik masih bisa saling bertukar ucapan "Selamat Natal" sampai Pesta Pembaptisan Tuhan.
Gereja Katolik memiliki sistem penanggalan liturgi yang “seimbang”. Empat puluh hari Masa Prapaskah (tidak termasuk Hari Minggu) seakan “terbayar lunas” dengan sukacita Paskah yang dirayakan selama tujuh pekan penuh. Demikian pula, setelah cukup lama mempersiapkan Hari Raya Natal melalui Masa Adven yang terdiri dari empat hari Minggu, maka wajar kiranya jika sukacita Natal dalam Gereja Katolik dirayakan lebih dari satu hari (kurang lebih dalam kurun waktu yang terdiri dari tiga Hari Minggu).
Pengaturan penanggalan liturgi ini, membuat kita teringat akan kata-kata Pemazmur, bahwa Tuhan memberikan kita hari-hari sukacita yang seimbang dengan hari-hari kesusahan kita! (bdk Mzm 90:15)
Selamat damai Natal di hari ketiga pada pesta Pesta santo Stefanus 26 Desember 2021! Share kebahagiaan bersama orang sekeliling sahabat cgtrend.blogspot.com!!!
Masa Natal berlanjut dengan Oktaf Natal yang terdiri dari banyak Pesta, diantaranya adalah:
- Pesta santo Stefanus (Jatuh pada tanggal 26 Desember),
- pesta santo yohanes rasul (Jatuh pada tanggal 27 Desember),
- Pesta Martir Para Kanak-kanak Suci (Para Kanak-kanak yang dibunuh oleh Herodes, Jatuh pada tanggal 28 Desember),
- Pesta Keluarga Kudus (Hari Minggu setelah Natal, jika tidak ada hari Minggu, dirayakan pada 30 Desember).
Oktaf Natal ditutup dengan hari raya santa maria Bunda Allah (Jatuh pada tanggal 1 Januari yang juga adalah Hari Perdamaian Sedunia), yang kemudian setelah itu dimulailah Hari Biasa dalam Masa Natal.
Masa Natal terus berlanjut hingga mencapai Hari Raya Penampakan Tuhan (Epifani) yang dirayakan pada tanggal 6 Januari (di Indonesia, otoritas Gereja menggeser Hari Raya ini ke hari Minggu antara 2-8 Januari). Dalam budaya barat, berkembang apa yang disebut (12 Hari Natal).
Dua Belas Hari Natal ini tidak lain adalah hitungan hari sejak Hari Raya Natal hingga Hari Raya Epifani (6 Januari). Maka, berkembang istilah Kata "Natal hari kedua, hari ketiga, dan seterusnya".
Penghitungan tradisional ini juga mengilhami lagu bernuansa natal "Twelve Days of Christmas" (On the first day of Christmas, my true love gave to me....dan seterusnya).
Di Indonesia, sehubungan dengan kebijakan otoritas gereja, maka umat Indonesia seringkali memiliki lebih atau kurang dari “12 Hari Natal”, akan tetapi, pada Masa Natal kali ini, Hari Raya Epifani (yang digeser ke Hari Minggu antara 2-8 Januari itu) kebetulan jatuh pada tanggal tradisional, yaitu 6 Januari, sehingga Gereja Katolik seluruh dunia, kali ini merayakan Hari Raya Epifani pada waktu bersamaan.
Hari-hari setelah Hari Raya Epifani dinamakan "Hari Biasa setelah Hari Raya Penampakan Tuhan (Epifani)".
Masa Natal berakhir pada Pesta Pembaptisan Tuhan, yaitu pada Hari Minggu setelah Hari Raya Epifani, kali ini pada tanggal 6 Januari 2021. (Jika Hari Raya Epifani jatuh pada tanggal 7 atau 8 Januari, maka Pesta Pembaptisan Tuhan yang dirayakan hari Minggu itu dimajukan ke hari Senin tepat setelah Hari Raya Epifani. Ini membuat seolah-olah penutupan Masa Natal terjadi di Hari Raya Epifani yang jatuh hari Minggu, karena tidak semua umat menghadiri Misa harian.)
Gereja Katolik mengadakan Misa Kudus Setiap hari. Maka untuk keperluan ini, sudah sejak lama Gereja Katolik memiliki sistem bacaan kutipan Kitab Suci yang disebut dengan Lectionarium. Selain itu Gereja Katolik juga menyucikan waktu-waktu dalam satu hari dengan Ibadat Harian (7 kali dalam sehari).
Dari Hari Raya Natal hingga Hari Raya Epifani, bacaan-bacaan Misa dan Ibadat Harian berfokus pada "Penjelmaan Sabda menjadi Manusia", namun setelah Hari Raya Epifani, bacaan-bacaan Misa dan Ibadat Harian berfokus pada Kristus sebagai "Terang bagi Bangsa-bangsa". Inilah sebabnya, dekorasi Goa/Kandang Natal disingkirkan setelah Hari Raya Epifani (karena Goa/Kandang Natal berbicara tentang Penjelmaan Sabda menjadi manusia), namun umat Katolik masih bisa saling bertukar ucapan "Selamat Natal" sampai Pesta Pembaptisan Tuhan.
Gereja Katolik memiliki sistem penanggalan liturgi yang “seimbang”. Empat puluh hari Masa Prapaskah (tidak termasuk Hari Minggu) seakan “terbayar lunas” dengan sukacita Paskah yang dirayakan selama tujuh pekan penuh. Demikian pula, setelah cukup lama mempersiapkan Hari Raya Natal melalui Masa Adven yang terdiri dari empat hari Minggu, maka wajar kiranya jika sukacita Natal dalam Gereja Katolik dirayakan lebih dari satu hari (kurang lebih dalam kurun waktu yang terdiri dari tiga Hari Minggu).
Pengaturan penanggalan liturgi ini, membuat kita teringat akan kata-kata Pemazmur, bahwa Tuhan memberikan kita hari-hari sukacita yang seimbang dengan hari-hari kesusahan kita! (bdk Mzm 90:15)
Selamat damai Natal di hari ketiga pada pesta Pesta santo Stefanus 26 Desember 2021! Share kebahagiaan bersama orang sekeliling sahabat cgtrend.blogspot.com!!!
Posting Komentar untuk "SETELAH TANGGAL 25 DESEMBER APAKAH NATAL SUDAH SELESAI?"