ENAM RUKUN IMAN DALAM ISLAM

Iman dalam bahasa Arab berarti percaya dan mematuhinya. Dengan demikian, iman adalah mempercayai dan bukan sekadar keyakinan. Percaya meliputi perkataan hati yang merupakan keyakinan, dan perbuatan hati yang merupakan kepatuhan.


Iman dalam Islam terbagi menjadi enam (6) Rukun dasar berikut penjelasannya di cgtrend.blogspot.com:


https://cgtrend.blogspot.com/


1) Beriman akan keberadaan dan keesaan Allah SWT

Itu adalah rukun pertama dan terpenting. Beriman kepada Allah berarti mengimani atau percaya bahwa hanya ada satu Tuhan yang layak disembah, tanpa pasangan, atau anak. Konsep ini dikenal sebagai Tauhid. Juga, itu adalah untuk sepenuhnya mengimani pada cara Dia sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an, Sunnah dan 99 namanya.


Allah dengan jelas menjelaskan Tauhid dalam Al-Qur'an seperti yang Dia katakan dalam Surat Al-Ikhlas:


“قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ، اللَّهُ الصَّمَدُ ، لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ، وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ”

Terjemahannya: (1) Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa. (2) Allah tempat meminta segala sesuatu. (3) (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. (4) Dan tiada sesuatu yang setara dengan Dia."


2) Beriman akan keberadaan para Malaikat

Rukun kedua adalah mengimani kepada malaikat Allah SWT. Mereka bukan anak-anaknya seperti yang mungkin dipikirkan beberapa orang. Mereka diciptakan dari cahaya dan diciptakan sebelum manusia untuk tujuan menyembah Allah.


Malaikat tidak tidur, makan atau menderita penyakit. Sangat penting untuk mengimani atau percaya pada malaikat, karena mereka mencatat perbuatan kita. Beberapa tugas malaikat lainnya seperti contoh: meniup terompet pada hari perhitungan, mengambil jiwa orang (yaitu malaikat maut) dan menjadi penjaga surga dan neraka.

Topic lainnya: RANGKUMAN MATERI PAI KELAS 4 SD PELAJARAN 2 - BERIMAN KEPADA ALLAH DAN RASUL-NYA

Allah dengan jelas menegaskan pentingnya Rukun ini dalam Al-Qur'an seperti yang Dia katakan dalam Surat An-Nisa:


“يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ آمِنُواْ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِيَ أَنزَلَ مِن قَبْلُ وَمَن يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالاً بَعِيدًا”

Terjemahannya: (4:136) "Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya."


3) Beriman akan kitab-kitab Allah SWT

Rukun ketiga adalah beriman kepada kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada bangsa-bangsa oleh para rasul. Allah menurunkan kitab-kitab kepada para rasulnya sebagai petunjuk dan hujjah (keterangan, alasan, bukti, tanda, dalil, atau argumentasi) bagi umat manusia. Di antara kitab-kitab ini adalah Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.


Allah SWT telah menjamin perlindungan Al-Qur'an dari segala distorsi atau kerusakan dan dengan jelas disebutkan bahwa dalam Al-Qur'an seperti yang Dia katakan dalam Surat Al-Hijr:

“إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ”

Terjemahannya: (Ayat 9) "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya."


Kitab-kitab yang diturunkan dan Rasul Penerima yang perlu diketahui manusia adalah:
  • Lembaran (Suhuf) yang diturunkan Allah kepada Nabi Ibrahim as dan Nabi Musa as
  • Zabur yang diturunkan Allah kepada Nabi Dawud as
  • Taurat yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa as
  • Injil yang diturunkan Allah kepada Nabi Isa as
  • Al-Qur'an yang diturunkan Allah kepada Nabi terakhir Muhammad SAW



Umat Islam percaya pada semua kitab yang diwahyukan kepada para rasul. Namun, mereka hanya mengikuti Al-Qur'an, karena itu adalah wahyu terakhir, dan bertujuan untuk menerapkan aturan ke dalam kehidupan sehari-hari mereka.


4) Beriman kepada rasul-rasul Allah dan bahwa Muhammad adalah yang terakhir dari mereka

Rukun keempat adalah beriman kepada semua nabi dan rasul yang diutus oleh Allah SWT dan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah yang terakhir dari mereka.


Sebagian besar utusan Allah diutus untuk setiap umat buat suatu bangsa tertentu kecuali Nabi Muhammad, yang diutus untuk memberi petunjuk kepada seluruh umat manusia. Ini adalah kewajiban umat Islam untuk mengirim sholawat juga salam (Damai dan Berkah Allah) ketika menyebutkan nama-nama salah satu Nabi.


Allah dengan jelas menyebutkan bahwa Dia mengutus para rasul dalam Al-Qur'an seperti yang Dia katakan dalam Surat An-Nahl:


“وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُواْ اللَّهَ وَاجْتَنِبُواْ الطَّاغُوتَ فَمِنْهُم مَّنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُم مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلالَةُ فَسِيرُواْ فِي الأَرْضِ فَانظُرُواْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ”

Terjemahannya: (Ayat 36) Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah tagut”, kemudian di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan.


5) Beriman kepada hari akhir (kiamat)

Umat Islam membuktikan kebenaran dari segala sesuatu yang Allah atau utusan-Nya, Muhammad SAW, dengan mengatakan tentang kematian.


Allah SWT tidak menciptakan ciptaannya dengan sia-sia. Dia menciptakan manusia dan jin untuk menyembahnya dan menjanjikan surga sebagai hadiah bagi orang-orang yang menaatinya dan rasul-rasulnya, dan menjanjikan api neraka bagi orang-orang yang mendurhakai Dia atau rasul-rasulnya.


Allah telah menetapkan jangka waktu tertentu untuk seluruh alam semesta yang akhirnya akan menjadi jam terakhir. Di akhir zaman, manusia akan ditanyai tentang amalannya di dunia ini. Amal-amal itu akan ditimbang untuk mereka. Orang yang kebaikannya melebihi kejahatannya akan beruntung, sedangkan yang keburukannya melebihi kebaikannya akan dimasukkan ke neraka - kecuali dia meninggal dalam keadaan Islam. Kemudian, Allah SWT akan memaafkannya atau menghukumnya, dan akhirnya, dia akan masuk surga.


Allah SWT menggambarkan keadilan hari akhir atau kiamat untuk perhitungan seperti yang Dia katakan dalam Al-Qur'an Surah Al-Anbya:

“وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِن كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ”


Terjemahannya: (Ayat 36) Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya (pahala). Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan.


6) Beriman kepada Qadha dan Qadar

Qadha adalah ketetapan Allah SWT sejak sebelum penciptaan alam semesta (zaman azali). Penetapan qadha sesuai kehendak Allah SWT, tentang berbagai hal yang berhubungan dengan makhlukNya. Sedangkan qadar adalah perwujudan ketetapan Allah SWT (qadha) yang sering disebut takdir. Oleh karena itu, beriman pada Rukun ini berarti meyakini bahwa Allah SWT telah menciptakan segala sesuatu dan telah menetapkan sebelumnya ukuran yang tepat.

Topic lainnya: APA PERBEDAAN ANTARA QADHA DAN QADAR ITU

Selain itu, Keyakinan pada Takdir Ilahi mencakup keyakinan pada empat hal:
  • Allah SWT Maha Mengetahui segala sesuatu yang terjadi, dan Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu.
  • Allah SWT telah menetapkan bagian dari segala sesuatu di wujud yang ditetapkan.
  • Tidak ada yang terjadi di langit atau di bumi tanpa kehendak Allah dan kehendak-Nya. Apa yang dikehendaki Allah SWT, terjadi dan apa yang tidak dikehendaki-Nya, tidak akan terjadi.
  • Allah SWT adalah pencipta segala sesuatu. Tidak ada pencipta lain selain Dia.


Topic lain: PENJELASAN SINGKAT RUKUN IMAN DAN RUKUN ISLAM

Blog Trending Topic adalah situs online yang menulis beragam informasi dengan topik-topik yang sedang trend termasuk share materi sekolah dengan pelajaran Agama Islam diperuntukkan bagi pengunjung setia cgtrend.blogspot.com

Posting Komentar untuk "ENAM RUKUN IMAN DALAM ISLAM"