Berikut ini rangkuman materi pelajaran IPS KelaS 7 SMP/MTs secara ringkas dan lengkap. Materi dalam Mapel ini secara ringkas berisi Rangkuman Bab 2 dengan Topics:
Silahkan lanjut baca ringkasan atau rangkuman pada blog cgtrend.blogspot.com:
Proses interaksi sosial akan terjadi apabila di antara pihak yang berinteraksi melakukan kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial dan komunikasi sosial merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Tanpa adanya kedua syarat itu, interaksi sosial tidak akan terjadi. Melalui kontak dan komunikasi seseorang akan memberikan tafsiran pada perilaku orang lain, atau perasaan-perasaan yang ingin disampaikan kepada orang lain.
Berlangsungnya suatu proses interaksi sosial didasarkan pada beberapa faktor, antara lain sebagai berikut.
a. Faktor imitasi merupakan proses seseorang mencontoh orang lain atau kelompok. Contohnya, seorang anak perempuan bermain masak-masakan karena melihat ibunya pada saat memasak di dapur.
b. Faktor sugesti merupakan pengaruh yang dapat menggerakkan hati orang. Contohnya, seorang pasien yang akan berobat ke seorang dokter, pasien tersebut akan cepat mengalami penyembuhan salah satunya disebabkan adanya rasa sugesti pada dokter tersebut.
c. Faktor identifikasi merupakan kecenderungan-ke cenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Contohnya, seorang anak yang mengidolakan pemain bola, sehingga semua tingkah laku idolanya akan dilakukan.
d. Faktor simpati merupakan kemampuan untuk merasakan diri seolah-olah dalam keadaan orang lain dan ikut merasakan apa yang dilakukan, dialami, atau diderita orang lain. Contohnya, pada saat ada tetangga kita yang tertimpa musibah, maka kita ikut merasakan kesedihannya dan berusaha membantunya.
Suatu tindakan manusia dikatakan sebagai interaksi sosial apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Jumlah pelakunya lebih dari seorang, biasanya dua atau lebih.
2) Berlangsung secara timbal-balik.
3) Adanya komunikasi antarpelaku dengan menggunakan simbol-simbol yang disepakati.
4) Adanya suatu tujuan tertentu.
Berlangsungnya interaksi sosial di dalam masyarakat terdapat aturan yang mengatur perilaku manusia dalam berinteraksi. Aturan mengenai ruang, di mana terjadinya interaksi sosial tersebut. Misalnya, interaksi yang terjadi di rumah antara orang tua dengan anak, anak dengan anak. Interaksi di sekolah antara teman dengan teman, siswa dengan kepala sekolah, guru, dan karyawan. Interaksi di masyarakat antara teman sebaya dan dengan orang yang lebih tua.
Aturan mengenai waktu, aturan mengenai kapan interaksi sosial itu terjadi. Misalnya, interaksi sosial dulu dan sekarang. Aturan mengenai gerak dan sikap tubuh, dalam interaksi sosial orang lain membaca perilaku kita, selain kata-kata kita, karena dalam interaksi tidak hanya memperhatikan apa yang dikatakan orang lain tetapi juga apa yang dilakukannya. Dengan menggunakan gerak dan sikap tubuh seperti, memicingkan mata, mengangkat bahu, menganggukkan kepala, mengacungkan ibu jari, mengangkat bahu, dan sebagainya.
Proses ini terjadi apabila seseorang atau sekelompok orang melakukan interaksi sosial yang mengarah kepada kesatuan pandangan. Proses ini terdiri atas tiga bentuk yaitu kerja sama, akomodasi, dan asimilasi.
1) Kerja sama
Kerja sama disini dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Dalam pelaksanaan kerja sama, ada lima bentuk kerja sama yaitu kerukunan, bergaining, kooptasi, koalisi, dan joint venture.
2) Akomodasi
Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan, yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan. Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Dalam pelaksanaannya, akomodasi memiliki beberapa bentuk yaitu koersi, kompromi, arbitrasi, mediasi, konsiliasi, toleransi, stalemate, dan ajudikasi.
3) Asimilasi
Asimilasi merupakan cara-cara bersikap dan bertingkah laku dalam menghadapi perbedaan untuk mencapai kesatuan dalam pikiran dan tindakan. Proses asimilasi dapat dengan mudah terjadi melalui beberapa cara, antara lain dengan sikap toleransi, sikap saling menghargai orang lain dan kebudayaannya, persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan, serta perkawinan campuran.
b. Proses-Proses yang Disosiatif
Proses ini terjadi apabila seseorang atau sekelompok orang melakukan interaksi sosial yang mengarah pada konflik dan merenggangkan solidaritas kelompok. Proses ini terdiri atas tiga bentuk yaitu kompetisi, kontravensi, dan pertentangan.
1) Kompetisi (Persaingan)
Kompetisi adalah suatu proses individu atau kelompok yang bersaing untuk mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan tertentu. Di dalam persaingan ini ada dua jenis, yaitu persaingan yang bersifat pribadi dan persaingan kelompok. Kompetisi pribadi melibatkan satu individu dengan individu lain yang secara langsung bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Kompetisi kelompok merupakan persaingan yang melibatkan berbagai pihak secara berkelompok.
2) Kontravensi
Kontravensi adalah sikap mental yang tersembunyi terhadap orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan suatu golongan tertentu. Kontravensi ini ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang dan perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian atau kera guan terhadap kepribadian seseorang.
3) Pertentangan (Konflik)
Pertentangan (konflik) adalah suatu proses di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan. Konflik terjadi jika dua pihak berusaha saling menggagalkan tujuan masing-masing. Pertentangan (konflik) disebabkan oleh antara lain perbedaan antara individu-individu, perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentingan, dan perubahan sosial. Bentuk-bentuk pertentangan atau konflik yang terjadi di masyarakat seperti konflik pribadi, konflik sosial, konflik antar kelas-kelas sosial, konflik politik, dan konflik internasional.
3. Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Pembentukan Lembaga Sosial
Bertemunya orang perorangan atau kelompok dalam pergaulan hidup akan menghasilkan suatu kelompok sosial yang hidup bersama yang membutuhkan suatu aturan. Sehingga melahirkan lembaga untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup manusia. Suatu lembaga terbentuk akibat dari berbagai aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan melalui interaksi sosial. Peristiwa aktivitas manusia yang selalu diulang-ulang dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan mencari berbagai alternatif kebutuhan itu akhirnya melembaga dan melekat pada masing-masing individu.
Interaksi sosial berpengaruh besar terhadap terbentuknya lembaga sosial masyarakat yang bersangkutan. Melalui interaksi sosial, manusia saling bekerja sama, menghargai, menghormati, hidup rukun, dan gotong royong. Sikap-sikap tersebut mampu menciptakan keteraturan dan ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat yang mendorong munculnya lembaga sosial.
2) Lembaga sosial adalah seperangkat norma (aturan/tata cara) yang mengatur perilaku/tindakan individu dalam kehidupan bermasyarakat.
3) fungsi dari lembaga sosial dalam masyarakat, yaitu:
4) Jenis lembaga sosial, yaitu:
2) lembaga kemasyarakatan salah satu jenis lembaga yang mengatur rangkaian tata cara dan prosedur dalam melakukan hubungan antar manusia saat mereka menjalani kehidupan bermasyarakat dengan tujuan mendapatkan keteraturan hidup.
3) Lembaga sosial adalah seperangkat norma (aturan/tata cara) yang mengatur perilaku/tindakan individu dalam kehidupan bermasyarakat. Seperangkat norma dimaksud dibentuk oleh masyarakat sendiri sehingga dapat dipertahankan dan diubah tergantung kebutuhan masyarakat itu sendiri. Norma-norma tersebut pada dasarnya tersusun dengan saling terkait dan mempengaruhi satu sama lainnya guna mempertahankan fungsionalitas dan stabilitas keseluruhan masyarakat. Lembaga-lembaga sosial yang ada disekitar kita bersifat mengatur tentang bagaimana individu harus bertindak, berperilaku serta beraktivitas sehari-hari.
4) Mengapa seperangkat norma yang dibentuk dan dipertahankan oleh masyarakat disebut sebagai lembaga sosial? Apakah semua norma dapat dikatakan lembaga sosial? Kata kuncinya ada pada kata ‘pelembagaan’ (istilah lainnya yaitu ‘institusionalisasi’). Pelembagaan merupakan proses dimana suatu perilaku/aktivitas masyarakat menjadi berpola (terjadi secara berulang, menjadi kebiasaan) dan pada akhirnya menjadi pedoman bersama dalam kehidupan masyarakat.
Untuk mata pelajaran IPS, cgtrend menulis rangkuman yang terbagi ke dalam beberapa topic bahasan tiap bab secara lengkap. Bab-bab rangkuman ini nantinya diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran bagi guru dan siswa selama satu tahun dalam mempersiapkan UTS, UAS, ataupun ulangan harian. Semoga share rangkuman di cgtrend.blogspot.com, bermanfaat!
- Interaksi Sosial
- Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Pembentukan Lembaga Sosial
- Lembaga Sosial
Silahkan lanjut baca ringkasan atau rangkuman pada blog cgtrend.blogspot.com:
MATERI INTERAKSI SOSIAL DAN LEMBAGA SOSIAL:
1. Rangkuman Interaksi Sosial
Pengertian dan Syarat Interaksi Sosial
Manusia disebut makhluk sosial, karena ia memiliki gregariuosness yaitu suatu naluri untuk selalu hidup dengan orang lain. Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan antara orang perorangan, antara kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dan kelompok manusia. Dalam interaksi sosial, hubungan yang terjadi harus dilakukan secara timbal balik oleh kedua belah pihak. Artinya kedua belah pihak harus saling merespon.Proses interaksi sosial akan terjadi apabila di antara pihak yang berinteraksi melakukan kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial dan komunikasi sosial merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Tanpa adanya kedua syarat itu, interaksi sosial tidak akan terjadi. Melalui kontak dan komunikasi seseorang akan memberikan tafsiran pada perilaku orang lain, atau perasaan-perasaan yang ingin disampaikan kepada orang lain.
Berlangsungnya suatu proses interaksi sosial didasarkan pada beberapa faktor, antara lain sebagai berikut.
a. Faktor imitasi merupakan proses seseorang mencontoh orang lain atau kelompok. Contohnya, seorang anak perempuan bermain masak-masakan karena melihat ibunya pada saat memasak di dapur.
b. Faktor sugesti merupakan pengaruh yang dapat menggerakkan hati orang. Contohnya, seorang pasien yang akan berobat ke seorang dokter, pasien tersebut akan cepat mengalami penyembuhan salah satunya disebabkan adanya rasa sugesti pada dokter tersebut.
c. Faktor identifikasi merupakan kecenderungan-ke cenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Contohnya, seorang anak yang mengidolakan pemain bola, sehingga semua tingkah laku idolanya akan dilakukan.
d. Faktor simpati merupakan kemampuan untuk merasakan diri seolah-olah dalam keadaan orang lain dan ikut merasakan apa yang dilakukan, dialami, atau diderita orang lain. Contohnya, pada saat ada tetangga kita yang tertimpa musibah, maka kita ikut merasakan kesedihannya dan berusaha membantunya.
Suatu tindakan manusia dikatakan sebagai interaksi sosial apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Jumlah pelakunya lebih dari seorang, biasanya dua atau lebih.
2) Berlangsung secara timbal-balik.
3) Adanya komunikasi antarpelaku dengan menggunakan simbol-simbol yang disepakati.
4) Adanya suatu tujuan tertentu.
Berlangsungnya interaksi sosial di dalam masyarakat terdapat aturan yang mengatur perilaku manusia dalam berinteraksi. Aturan mengenai ruang, di mana terjadinya interaksi sosial tersebut. Misalnya, interaksi yang terjadi di rumah antara orang tua dengan anak, anak dengan anak. Interaksi di sekolah antara teman dengan teman, siswa dengan kepala sekolah, guru, dan karyawan. Interaksi di masyarakat antara teman sebaya dan dengan orang yang lebih tua.
Aturan mengenai waktu, aturan mengenai kapan interaksi sosial itu terjadi. Misalnya, interaksi sosial dulu dan sekarang. Aturan mengenai gerak dan sikap tubuh, dalam interaksi sosial orang lain membaca perilaku kita, selain kata-kata kita, karena dalam interaksi tidak hanya memperhatikan apa yang dikatakan orang lain tetapi juga apa yang dilakukannya. Dengan menggunakan gerak dan sikap tubuh seperti, memicingkan mata, mengangkat bahu, menganggukkan kepala, mengacungkan ibu jari, mengangkat bahu, dan sebagainya.
Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
a. Proses-Proses yang AsosiatifProses ini terjadi apabila seseorang atau sekelompok orang melakukan interaksi sosial yang mengarah kepada kesatuan pandangan. Proses ini terdiri atas tiga bentuk yaitu kerja sama, akomodasi, dan asimilasi.
1) Kerja sama
Kerja sama disini dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Dalam pelaksanaan kerja sama, ada lima bentuk kerja sama yaitu kerukunan, bergaining, kooptasi, koalisi, dan joint venture.
2) Akomodasi
Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan, yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan. Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Dalam pelaksanaannya, akomodasi memiliki beberapa bentuk yaitu koersi, kompromi, arbitrasi, mediasi, konsiliasi, toleransi, stalemate, dan ajudikasi.
3) Asimilasi
Asimilasi merupakan cara-cara bersikap dan bertingkah laku dalam menghadapi perbedaan untuk mencapai kesatuan dalam pikiran dan tindakan. Proses asimilasi dapat dengan mudah terjadi melalui beberapa cara, antara lain dengan sikap toleransi, sikap saling menghargai orang lain dan kebudayaannya, persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan, serta perkawinan campuran.
b. Proses-Proses yang Disosiatif
Proses ini terjadi apabila seseorang atau sekelompok orang melakukan interaksi sosial yang mengarah pada konflik dan merenggangkan solidaritas kelompok. Proses ini terdiri atas tiga bentuk yaitu kompetisi, kontravensi, dan pertentangan.
1) Kompetisi (Persaingan)
Kompetisi adalah suatu proses individu atau kelompok yang bersaing untuk mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan tertentu. Di dalam persaingan ini ada dua jenis, yaitu persaingan yang bersifat pribadi dan persaingan kelompok. Kompetisi pribadi melibatkan satu individu dengan individu lain yang secara langsung bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Kompetisi kelompok merupakan persaingan yang melibatkan berbagai pihak secara berkelompok.
2) Kontravensi
Kontravensi adalah sikap mental yang tersembunyi terhadap orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan suatu golongan tertentu. Kontravensi ini ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang dan perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian atau kera guan terhadap kepribadian seseorang.
3) Pertentangan (Konflik)
Pertentangan (konflik) adalah suatu proses di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan. Konflik terjadi jika dua pihak berusaha saling menggagalkan tujuan masing-masing. Pertentangan (konflik) disebabkan oleh antara lain perbedaan antara individu-individu, perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentingan, dan perubahan sosial. Bentuk-bentuk pertentangan atau konflik yang terjadi di masyarakat seperti konflik pribadi, konflik sosial, konflik antar kelas-kelas sosial, konflik politik, dan konflik internasional.
3. Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Pembentukan Lembaga Sosial
Bertemunya orang perorangan atau kelompok dalam pergaulan hidup akan menghasilkan suatu kelompok sosial yang hidup bersama yang membutuhkan suatu aturan. Sehingga melahirkan lembaga untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup manusia. Suatu lembaga terbentuk akibat dari berbagai aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan melalui interaksi sosial. Peristiwa aktivitas manusia yang selalu diulang-ulang dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan mencari berbagai alternatif kebutuhan itu akhirnya melembaga dan melekat pada masing-masing individu.
Interaksi sosial berpengaruh besar terhadap terbentuknya lembaga sosial masyarakat yang bersangkutan. Melalui interaksi sosial, manusia saling bekerja sama, menghargai, menghormati, hidup rukun, dan gotong royong. Sikap-sikap tersebut mampu menciptakan keteraturan dan ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat yang mendorong munculnya lembaga sosial.
2. Rangkuman Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Pembentukan Lembaga Sosial
1) Interaksi sosial berpengaruh besar terhadap terbentuknya lembaga sosial masyarakat yang bersangkutan. Melalui interaksi sosial, manusia saling bekerja sama, menghargai, rukun dan gotong royong. Sikap-sikap itu menciptakan keteraturan dan ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat yang mendorong munculnya lembaga sosial2) Lembaga sosial adalah seperangkat norma (aturan/tata cara) yang mengatur perilaku/tindakan individu dalam kehidupan bermasyarakat.
3) fungsi dari lembaga sosial dalam masyarakat, yaitu:
- Menjaga terciptanya keteraturan sosial dalam kehidupan bermasyarakat;
- Menjadi pedoman individu dalam bersikap serta memberikan batas-batas dalam bertingkah laku agar individu tidak menyimpang;
- Menjaga integrasi dan ikatan sosial antar anggota masyarakat;
- Sebagai alat/sarana pengendalian sosial dalam masyarakat;
- Sebagai alat pemenuhan kebutuhan dalam kehidupan sosial bermasyarakat.
4) Jenis lembaga sosial, yaitu:
- lembaga keluarga;
- lembaga pendidikan;
- lembaga ekonomi;
- lembaga agama;
- lembaga politik.
3. Rangkuman Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Pembentukan Lembaga Sosial
1) Terbentuknya lembaga sosial masyarakat yang bersangkutan. Melalui interaksi sosial, manusia saling bekerja sama, menghargai, rukun dan gotong royong. Sikap-sikap itu menciptakan keteraturan dan ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat yang mendorong munculnya lembaga sosial.2) lembaga kemasyarakatan salah satu jenis lembaga yang mengatur rangkaian tata cara dan prosedur dalam melakukan hubungan antar manusia saat mereka menjalani kehidupan bermasyarakat dengan tujuan mendapatkan keteraturan hidup.
3) Lembaga sosial adalah seperangkat norma (aturan/tata cara) yang mengatur perilaku/tindakan individu dalam kehidupan bermasyarakat. Seperangkat norma dimaksud dibentuk oleh masyarakat sendiri sehingga dapat dipertahankan dan diubah tergantung kebutuhan masyarakat itu sendiri. Norma-norma tersebut pada dasarnya tersusun dengan saling terkait dan mempengaruhi satu sama lainnya guna mempertahankan fungsionalitas dan stabilitas keseluruhan masyarakat. Lembaga-lembaga sosial yang ada disekitar kita bersifat mengatur tentang bagaimana individu harus bertindak, berperilaku serta beraktivitas sehari-hari.
4) Mengapa seperangkat norma yang dibentuk dan dipertahankan oleh masyarakat disebut sebagai lembaga sosial? Apakah semua norma dapat dikatakan lembaga sosial? Kata kuncinya ada pada kata ‘pelembagaan’ (istilah lainnya yaitu ‘institusionalisasi’). Pelembagaan merupakan proses dimana suatu perilaku/aktivitas masyarakat menjadi berpola (terjadi secara berulang, menjadi kebiasaan) dan pada akhirnya menjadi pedoman bersama dalam kehidupan masyarakat.
Baca:
PELAJARAN IPS
Salah satu mata pelajaran di sekolah adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang diperuntukkan bagi siswa SMP kelas 7. Seperti yang sudah diketahui, IPS adalah salah satu mata pelajaran yang cukup penting karena mengandung berbagai aspek-aspek ilmu sosial yang kelak berguna bagi para siswa.Untuk mata pelajaran IPS, cgtrend menulis rangkuman yang terbagi ke dalam beberapa topic bahasan tiap bab secara lengkap. Bab-bab rangkuman ini nantinya diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran bagi guru dan siswa selama satu tahun dalam mempersiapkan UTS, UAS, ataupun ulangan harian. Semoga share rangkuman di cgtrend.blogspot.com, bermanfaat!
Posting Komentar untuk "RANGKUMAN MATERI PELAJARAN IPS KELAS 7 SMP BAB 2 TOPIC INTERAKSI SOSIAL DAN LEMBAGA SOSIAL"