RAMADHAN 2021/2022: APAKAH PENGERTIAN BERPUASA PADA BULAN RAMADHAN?

cgtrend.blogspot.com: secara etimologi Kata puasa dalam Bahasa Arab adalah “Shiyam atau Shaum”, keduanya merupakan bentuk masdar, yang bermakna menahan diri (imsak). Menurut syariat Islam, puasa adalah suatu bentuk aktifitas ibadah kepada Allah Swt dengan cara menahan diri dari makan, minum, hawa nafsu, dan hal-hal lain yang dapat membatalkan puasa, sejak terbit fajar hingga matahari terbenam/magrib, dengan berniat terlebih dahulu sebelumnya. Artinya, orang yang sedang berpuasa telah menahan diri sehari penuh dari konsumsi dan seks yang sebenarnya halal karena semata-mata menjalankan ibadah.


Ramadhan berasal dari bahasa Arab. Jamaknya ramadhanat atau armidha. Bulan kesembilan dari tahun baru Hijriah. Menurut pengertian bahasa, Ramadhan (Ramadan) berarti amat panas. Nama ini diberikan oleh orang Arab pada bulan kesembilan, karena pada bulan tersebut padang pasir sangat panas oleh terik matahari.


Hal ini sesuai dengan kebiasaan bangsa Arab zaman dahulu dengan memindahkan suatu istilah dari bahasa asing ke bahasa mereka yang sesuai dengan keadaan yang terjadi pada masa tersebut. Contohnya, pada bulan kesembilan itu udara sangat panas, maka bulan tersebut mereka namakan Ramadhan.


Dalam Islam, bulan Ramadhan mempunyai makna yang istimewa dan kedudukan yang mulia, karena dalam bulan ini banyak peristiwa yang amat penting, istimewa dan mulia. Bulan Ramadhan adalah bulan diwajibkannya umat Islam berpuasa. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-quran surah Al-Baqarah ayat 183, yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, mudah-mudahan kamu bertaqwa”


Menurut Muhammadiyah, Awal Bulan Ramadhan tahun 2022 ini InsyaAllah akan jatuh pada tanggal 2 April 2022, Jadi apa persiapan yang kamu lakukan menyambutnya?


APAKAH PENGERTIAN BERPUASA PADA BULAN RAMADHAN?

Puasa pada bulan Ramadhan artinya suatu bentuk aktifitas ibadah kepada Allah Swt dengan cara menahan diri dari makan, minum, hawa nafsu, dan hal-hal lain yang dapat membatalkan puasa, sejak terbit fajar hingga matahari terbenam/magrib, dengan berniat terlebih dahulu sebelumnya selama bulan suci ramadhan.

https://cgtrend.blogspot.com/

APAKAH PENJELASANNYA?

Puasa Ramadhan merupakan pelaksanaan ibadah yang telah diperintahkan oleh Allah SWT kepada seluruh hamba-Nya yang beriman. Allah telah berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 183, yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu sekalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”


Berdasarkan firman Allah SWT, bisa disimpulkan bahwa melaksanakan puasa Ramadhan adalah wajib hukumnya dimana hal tersebut adalah bentuk pertanggungjawaban manusia kepada penciptanya. Serta secara langsung kegiatan puasa menyangkut aspek hablum minallah.


MARHABAN YA RAMADHAN.

Walhamdulillah, umat Islam di Indonesia pada tanggal 2 April 2022, (Menurut Muhammadiyah) akan menyambut Ramadan dan memulai ibadah puasa Ramadhan. Sebuah anugerah yang besar karena Allah telah memberikan kesempatan waktu kepada hambanya untuk menempa diri menuju karakter muslim sejati, melalui latihan puasa dalam balai bulan Ramadhan yang mulia. Puasa di bulan Ramadhan adalah ibadah yang sangat istimewa, karena puasa adalah ibadah hamba Allah Swt yang sepesial untuk Sang Pencipta. Rasululllah Saw bersabada: “Seluruh amalan anak keturunan Adam adalah untuknya kecuali puasa, sesungguhnya ia untuk-Ku dan Aku-lah yang akan membalasnya.”


Puasa menjadi sepesial kepada Allah karena keintiman seorang hamba dengan Sang Penyayang, juga hanya ibadah puasa satu-satunya ibadah yang meninggalkan yang halal dan nikmat demi mendekatkan diri kepada Allah Swt. Maka balasan ibadah puasa spesial dari Allah bisa berlipat-ganda lebih dari sepuluh kali lipat dan di dalamnya terdapat bonus Laitul Qadar yang pahalanya melebihi seribu bulan. Ibadah puasa tergolong ibadah yang tertua dalam sejarah umat manusia. Sejak Nabi Adam AS turun ke bumi telah diperintahkan oleh Allah Swt untuk melakukan ibadah puasa. Dalam sebuah riwayat, Nabi Adam AS melakukan ibadah puasa putih, yaitu tanggal 13, 14 dan 15.


Disebut puasa putih karena pada tanggal itu tampak malam yang putih terang dengan sinar bulan. Nabi Daud as. melakukan ibadah puasa setengah tahun dengan cara puasa sehari dan berbuka sehari dalam setahun. Nabi Musa as. melakukan puasa selama 40 hari termasuk puasa Asyura (tanggal 10 Muharram). Siti Maryam saat mengandung Nabi Isa AS melakukan puasa dengan cara tidak bicara kepada siapapun kecuali dengan cara isyarah selama tiga hari.


Demikian juga Nabi Muhammad Saw melakukan puasa Asyura dan Tasyu'a (tanggal 9 dan 10 Muharram) sebelum Allah Swt mewajibkan puasa Ramadhan sebulan penuh. Hal ini menunjukkan bahwa ibadah puasa adalah ibadah seluruh umat manusia, sedangkan ibadah puasa di bulan Ramadhan adalah penyempurna dari ibadah puasa umat terdahulu. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-quran surah Al-Baqarah ayat 183, yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, mudah-mudahan kamu bertaqwa”.


Ayat tersebut menjelaskan bahwa tujuan puasa adalah untuk meraih takwa. Karena adakalanya orang berpuasa bukan karena Allah Swt tetapi untuk tujuan duniawi, seperti kesaktian, diet untuk kesehatan, perdukunan dan tujuan lainnya. Takwa dapat diraih melalui sikap dalam menjalani puasa, karena puasa tidak cukup hanya dengan menahan makan, minum dan seks tetapi juga sikap dan prilaku yang baik. Rasulullah Saw bersabada: “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan keji dan perbuatannya, maka Allah tidak mempunyai keperluan apapun kepada hamba-Nya untuk meninggalkan makan dan minumnya” (Hadits Riwayat Bukhari).


Bahkan sikap berpuasa harus ditunjukkan saat seseorang mendapat ancaman dan makian dari orang lain, maka hendaknya ia menahan diri dan tetap berkata: saya sedang menjalankan ibadah puasa.

Baca: INILAH KUMPULAN KATA MUTIARA RAMADHAN DAN UCAPAN SELAMAT BERPUASA UNTUK ORANG TERSAYANG

Ketakwaan hamba Allah Swt dapat dilihat dari tiga sikap utama. Pertama, sikap dermawan, baik dalam kondisi lapang atau dalam kondisi sengsara. Kedermawanan adalah sifat senang berbagi kepada orang lain yang memerlukan uluran bantuannya, baik berupa harta, ilmu atau tenaga. Meskipun kedermawanan acapkali dipersepsi adalah berbagi harta, tetapi berbagi harta zakat bukan kedermawanan karena zakat adalah kewajiban.


Kedua, mampu menahan amarah. Kemampuan menahan amarah, bukan berarti tidak pernah marah. Menahan amarah menjadi ciri sikap takwa. Sebab seseorang makin terlihat waras dan bijak jika mampu mangendalikan emosinya. Bahkan dalam sebuah studi ilmiah menjelaskan, bahwa keberhasilan seseorang dalam mengarungi kehidupan dapat ditentukan dari kemampuannya untuk mengendalikan emosi dan amarahnya.


Ketiga, sifat pemaaf. Memaafkan berbeda dengan melupakan. Madame Swetchine (penulis Rusia, 1782-1857) mengingatkan, ”Sangat jarang kita memaafkan dan sangat sering kita melupakan”. Tindakan memaafkan bukan merupakan bagian mekanisme psikis alamiah, tetapi ”perintah” atas nama Ilahi. Memaafkan merupakan proses panjang, menyakitkan sekaligus membebaskan. Karena itu, ia melibatkan totalitas kedirian kita sebagai manusia. Ia harus mulai dari keputusan untuk tidak berbalas dendam.

Baca: UCAPAN SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA RAMADHAN DALAM KATA-KATA SAMBUT RAMADAN TERBARU 2021/2022

Puasa adalah kebutuhan umat manusia untuk senantiasa dirinya tetap menjadi manusia secara fisik dan rohani sekaligus untuk menjalin keintiman sang hamba dengan Sang Maha Pencipta, sehingga manusia meraih takwa dalam beriman dan ber-Islam. Mudah-mudahan umat Islam dapat menjalankan ibadah puasa dengan sempurna dan meraih takwa. Amin Ya Rab.


KESIMPULAN RAMADHAN 2021/2022: APAKAH PENGERTIAN BERPUASA PADA BULAN RAMADHAN?

secara etimologi Kata puasa dalam Bahasa Arab adalah “Shiyam atau Shaum”, keduanya merupakan bentuk masdar, yang bermakna menahan diri (imsak). Menurut syariat Islam, puasa adalah suatu bentuk aktifitas ibadah kepada Allah Swt dengan cara menahan diri dari makan, minum, hawa nafsu, dan hal-hal lain yang dapat membatalkan puasa, sejak terbit fajar hingga matahari terbenam/magrib, dengan berniat terlebih dahulu sebelumnya. Artinya, orang yang sedang berpuasa telah menahan diri sehari penuh dari konsumsi dan seks yang sebenarnya halal karena semata-mata menjalankan ibadah. Demikianlah artikel dengan topic Ramadhan 2022/2021 di cgtrend.blogspot.com semoga bermanfaat!

Posting Komentar untuk "RAMADHAN 2021/2022: APAKAH PENGERTIAN BERPUASA PADA BULAN RAMADHAN?"