Niat adalah sesuatu yang sangat pokok dalam pelaksanaan ibadah. Tidak sah ibadah seseorang yang tidak disertai dengan niat. Niat terletak di dalam hati, yang menandakan adanya kesengajaan dalam menunaikan ibadah tertentu.
cgtrend.blogspot.com - Para ahli fiqih berpandangan, niat berfungsi setidaknya dalam dua hal. Pertama, untuk membedakan antara aktivitas ibadah satu dan ibadah lainnya. Seseorang bisa saja, misalnya, melakukan sholat wajib sebagai kewajiban, namun ketika ia tidak diniatkan sebagai sholat wajib dari 5 waktu tertentu maka aktivitas sholat tersebut belum bisa dikatakan sah.
Kedua, niat berfungsi untuk membedakan antara aktivitas ibadah dan aktivitas biasa lainnya. Seseorang bisa saja, Contohnya, membedakan antara Mandi wajib dan Mandi Sunnah, Mandi Sunnah sebelum Idul Fitri dan Idul Adha, dan seterusnya. Karena berupa getaran batin, niat tak diwajibkan dilafalkan: cukup apa yang hendak dilakukan “dibunyikan” dalam hati. Namun, melafalkan niat akan membantu hati lebih konsentrasi terhadap niat, terutama bagi orang yang kena penyakit waswas (peragu). Selain itu, melakukan keramas sebagai kebiasaan, ketika ia tidak diniatkan sebagai mandi wajib maka aktivitas keramas tersebut belum bisa menghilangkan hadats besar.
Baca: KUMPULAN CONTOH UCAPAN SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
Terkait dengan Keramas untuk mandi sunnah sebelum sholat Idulfitri, contoh lafal niat dalam bahasa Arab adalah berikut ini:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِيَوْمِ عِيْدِ الْفِطْرِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
Bacaan latin: nawaitul ghusla liyaumi 'iidil fithri sunnatan lillaati ta'aala
Artinya: "Sengaja saya mandi pada hari Raya Idul Fitri sunnah karena Allah Taala."
Lafal niat dibaca sebelum atau menjelang sholat Ied. Lafal niat juga bisa menggunakan bahasa lokal setempat. Sebagai catatan, kedudukan lafal niat hanyalah sekunder alias membantu orang yang hendak melaksanakan mandi agar lebih mantap dan fokus pada niatnya. Sementara yang primer tetaplah getaran batin tentang adab mandi sebagai amalan sebelum sholat Idul Fitri itu sendiri. Yang menunjukkan anjuran ini adalah atsar dari sahabat Nabi.
Dari ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, seseorang pernah bertanya pada ‘Ali mengenai mandi. ‘Ali menjawab, “Mandilah setiap hari jika kamu mau.” Orang tadi berkata, “Bukan. Maksudku, manakah mandi yang dianjurkan?” ‘Ali menjawab, “Mandi pada hari Jum’at, hari ‘Arafah, hari Idul Adha dan Idul Fitri.” (HR. Al-Baihaqi, 3: 278. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Lihat Al-Irwa’, 1: 177). (https://cgtrend.blogspot.com/)
cgtrend.blogspot.com - Para ahli fiqih berpandangan, niat berfungsi setidaknya dalam dua hal. Pertama, untuk membedakan antara aktivitas ibadah satu dan ibadah lainnya. Seseorang bisa saja, misalnya, melakukan sholat wajib sebagai kewajiban, namun ketika ia tidak diniatkan sebagai sholat wajib dari 5 waktu tertentu maka aktivitas sholat tersebut belum bisa dikatakan sah.
Kedua, niat berfungsi untuk membedakan antara aktivitas ibadah dan aktivitas biasa lainnya. Seseorang bisa saja, Contohnya, membedakan antara Mandi wajib dan Mandi Sunnah, Mandi Sunnah sebelum Idul Fitri dan Idul Adha, dan seterusnya. Karena berupa getaran batin, niat tak diwajibkan dilafalkan: cukup apa yang hendak dilakukan “dibunyikan” dalam hati. Namun, melafalkan niat akan membantu hati lebih konsentrasi terhadap niat, terutama bagi orang yang kena penyakit waswas (peragu). Selain itu, melakukan keramas sebagai kebiasaan, ketika ia tidak diniatkan sebagai mandi wajib maka aktivitas keramas tersebut belum bisa menghilangkan hadats besar.
Baca: KUMPULAN CONTOH UCAPAN SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
Terkait dengan Keramas untuk mandi sunnah sebelum sholat Idulfitri, contoh lafal niat dalam bahasa Arab adalah berikut ini:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِيَوْمِ عِيْدِ الْفِطْرِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
Bacaan latin: nawaitul ghusla liyaumi 'iidil fithri sunnatan lillaati ta'aala
Artinya: "Sengaja saya mandi pada hari Raya Idul Fitri sunnah karena Allah Taala."
Lafal niat dibaca sebelum atau menjelang sholat Ied. Lafal niat juga bisa menggunakan bahasa lokal setempat. Sebagai catatan, kedudukan lafal niat hanyalah sekunder alias membantu orang yang hendak melaksanakan mandi agar lebih mantap dan fokus pada niatnya. Sementara yang primer tetaplah getaran batin tentang adab mandi sebagai amalan sebelum sholat Idul Fitri itu sendiri. Yang menunjukkan anjuran ini adalah atsar dari sahabat Nabi.
Dari ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, seseorang pernah bertanya pada ‘Ali mengenai mandi. ‘Ali menjawab, “Mandilah setiap hari jika kamu mau.” Orang tadi berkata, “Bukan. Maksudku, manakah mandi yang dianjurkan?” ‘Ali menjawab, “Mandi pada hari Jum’at, hari ‘Arafah, hari Idul Adha dan Idul Fitri.” (HR. Al-Baihaqi, 3: 278. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Lihat Al-Irwa’, 1: 177). (https://cgtrend.blogspot.com/)
Posting Komentar untuk "BACAAN NIAT MANDI SUNNAH SEBELUM SHOLAT IDULFITRI, ARAB, LATIN BESERTA ARTINYA"