Ditetapkannya tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional oleh pemerintah Republik Indonesia melalui Keppres RI Nomor 78 Tahun 1994, merupakan wujud nyata kepedulian pemerintah akan pentingnya peran guru dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Penetapan Hari Guru Nasional dilatarbelakangi oleh organisasi yang memiliki jasa luar biasa di dunia pendidikan kita, PGRI, yang terbentuk pada tanggal 25 November 1945.
Seiring perjalanan sejarahnya, PGRI terus berjuang mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tetap setia dalam pengabdiannya sejak dibentuk hingga kini sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan, yang bersifat unitaristik, dan independen.
Jiwa pengabdian, tekad perjuangan, dan semangat persatuan dan kesatuan PGRI haruslah kita apresiasi dan kita hormati agar lekas tercipta semangat dan dedikasi guru sebagai pendidik profesional dan bermartabat serta terwujudnya kemerdekaan belajar-mengajar yang sejati guna memajukan perkembangan industri bidang pendidikan.
Perkembangan industri 4.0 menjadikan ilmu pengetahuan mengalami transformasi yang pesat di segala bidang termasuk bidang pendidikan. Digitalisasi pendidikan merupakan potensi pembelajaran secara optimal dapat dilakukan melalui kurikulum. Seiring berjalannya waktu pendidikan pun semakin berkembang dan beberapa kali telah mengalami perubahan kurikulum. Pada saat ini di Indonesia menggunakan kurikulum 2013, peserta didik dilatih untuk lebih aktif, kreatif dan mandiri dalam melaksanakan proses pembelajaran. Pembelajaran kurikulum 2013 pada tingkat sekolah dasar disajikan dalam bentuk pendekatan tematik. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema dengan mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik.
Baca Juga: 20 KUMPULAN UCAPAN HARI GURU, SEDERHANA DAN PENUH MAKNA
Dan tahun ini kali pertama kita memperingati dan merayakan Hari Guru Nasional di tengah suasana pasca pandemi Covid-19. Masa-masa dua tahun lalu tidaklah mudah bagi para guru, dosen, tenaga pendidik, pelajar, orang tua, serta kita semua yang menjalani aktivitas di tengah wabah yang masih melanda dunia tersebut untuk mereformasi pembelajaran kurikulum 2013 menuju kurikulum baru.
Baca Juga: Hari Guru Nasional 2022: Sejarah, Tujuan, dan Tema
Kita perlu memahami bahwa krisis belajar bukanlah satu-satunya tantangan yang kita hadapi. Di depan, masih membentang sederet tantangan yang akan dan harus kita lalui bersama. Mari kita lalui segala tantangan kurikulum dengan inovasi dan solusi. Mari kita ciptakan sejarah kurikulum Merdeka yang gemilang dan tak terbantahkan oleh dunia.
Kurikulum Merdeka dirancang sebagai bagian dari upaya Kemendikbudristek untuk mengatasi krisis belajar yang telah lama kita hadapi, dan menjadi semakin parah karena pandemi. Krisis ini ditandai oleh rendahnya hasil belajar peserta didik, bahkan dalam hal yang mendasar seperti literasi membaca.
Namun kita harus yakin, tidak ada tantangan yang tidak dapat dihadapi bangsa yang besar ini jika kita bergotong royong. Bahwa dengan bergotong royong, upaya kita untuk mewujudkan Merdeka Belajar akan semakin cepat terlaksana.
Silih asah, silih asuh, dan silih asih. Saling memintarkan, saling menyayangi, dan saling memelihara, demi satu tujuan: SDM unggul, Indonesia maju.
Keluarga besar cgtrend.blogspot.com, mengucapkan Selamat Hari Guru Nasional. Mari serentak berinovasi, wujudkan Merdeka Belajar. Mari bangkit dan pulihkan Pendidikan Indonesia!
Seiring perjalanan sejarahnya, PGRI terus berjuang mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tetap setia dalam pengabdiannya sejak dibentuk hingga kini sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan, yang bersifat unitaristik, dan independen.
Jiwa pengabdian, tekad perjuangan, dan semangat persatuan dan kesatuan PGRI haruslah kita apresiasi dan kita hormati agar lekas tercipta semangat dan dedikasi guru sebagai pendidik profesional dan bermartabat serta terwujudnya kemerdekaan belajar-mengajar yang sejati guna memajukan perkembangan industri bidang pendidikan.
Perkembangan industri 4.0 menjadikan ilmu pengetahuan mengalami transformasi yang pesat di segala bidang termasuk bidang pendidikan. Digitalisasi pendidikan merupakan potensi pembelajaran secara optimal dapat dilakukan melalui kurikulum. Seiring berjalannya waktu pendidikan pun semakin berkembang dan beberapa kali telah mengalami perubahan kurikulum. Pada saat ini di Indonesia menggunakan kurikulum 2013, peserta didik dilatih untuk lebih aktif, kreatif dan mandiri dalam melaksanakan proses pembelajaran. Pembelajaran kurikulum 2013 pada tingkat sekolah dasar disajikan dalam bentuk pendekatan tematik. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema dengan mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik.
Baca Juga: 20 KUMPULAN UCAPAN HARI GURU, SEDERHANA DAN PENUH MAKNA
Dan tahun ini kali pertama kita memperingati dan merayakan Hari Guru Nasional di tengah suasana pasca pandemi Covid-19. Masa-masa dua tahun lalu tidaklah mudah bagi para guru, dosen, tenaga pendidik, pelajar, orang tua, serta kita semua yang menjalani aktivitas di tengah wabah yang masih melanda dunia tersebut untuk mereformasi pembelajaran kurikulum 2013 menuju kurikulum baru.
Baca Juga: Hari Guru Nasional 2022: Sejarah, Tujuan, dan Tema
Kita perlu memahami bahwa krisis belajar bukanlah satu-satunya tantangan yang kita hadapi. Di depan, masih membentang sederet tantangan yang akan dan harus kita lalui bersama. Mari kita lalui segala tantangan kurikulum dengan inovasi dan solusi. Mari kita ciptakan sejarah kurikulum Merdeka yang gemilang dan tak terbantahkan oleh dunia.
Kurikulum Merdeka dirancang sebagai bagian dari upaya Kemendikbudristek untuk mengatasi krisis belajar yang telah lama kita hadapi, dan menjadi semakin parah karena pandemi. Krisis ini ditandai oleh rendahnya hasil belajar peserta didik, bahkan dalam hal yang mendasar seperti literasi membaca.
Namun kita harus yakin, tidak ada tantangan yang tidak dapat dihadapi bangsa yang besar ini jika kita bergotong royong. Bahwa dengan bergotong royong, upaya kita untuk mewujudkan Merdeka Belajar akan semakin cepat terlaksana.
Silih asah, silih asuh, dan silih asih. Saling memintarkan, saling menyayangi, dan saling memelihara, demi satu tujuan: SDM unggul, Indonesia maju.
Keluarga besar cgtrend.blogspot.com, mengucapkan Selamat Hari Guru Nasional. Mari serentak berinovasi, wujudkan Merdeka Belajar. Mari bangkit dan pulihkan Pendidikan Indonesia!
Posting Komentar untuk "Selamat Hari Guru Nasional"